Headlines News :
Home » » Adab Dalam Perjalanan Haji

Adab Dalam Perjalanan Haji

Written By Unknown on Selasa, 25 Oktober 2011 | 02.48


Adab Dalam Perjalanan Haji

4. Bersungguh-sungguh meminta ijin dan ridho kedua orang tuanya dan orang-orang yang harus ditaatinya seperti misalnya suami dan kerabat-kerabatnya.
Bila terjadi misalnya salah satu kedua orang tuanya tidak meridhoi, maka perlu diperhatikan:
  • Kalau hajinya adalah haji wajib, maka boleh tidak mengindahkan orang tuanya dan tetap melakukan ihrom dan kalau orang tuanya mencegahnya maka orang tua termasuk orang yang berdosa.
  • Kalau hajinya haji sunnah, maka dia harus menuruti kata orang tuanya dan tidak boleh melalukan ihrom. Apabila dia bersikeras melakukan ihrom, maka orang tuanya boleh menghalalkanya.
  • Bagi seorang suami diperbolehkan melarang istrinya melakukan ibadah haji baik haji sunah maupun haji wajib. Dan apabila istrinya bersikeras melakukan ihrom, maka diperbolehkan bagi suaminya untuk menghalalkannya
Yang dimaksud menghalalkan disini ialah:
Suami boleh memerintah kepada istrinya untuk menyembelih kambing , lalu istrinya niat tahalul dengan sembelihan tersebut dan kemudian memotong rambutnya minimal 3 lembar.
Kalau si istri menolak tahalul, maka diperbolehkan bagi suaminya untuk menggauli istrinya dan dosanya menjadi tanggung jawab si istri karena membangkang kepada suami.
5. Harus mengusahakan agar nafaqohnya bersih dari segala yang Subhat /meragukan (apalagi yang harom)
Kalau sampai terjadi harta yang digunakan untuk naik haji adalah harta Subhat apalagi harom, maka secara dhohir ibadah hajinya tetap sah tetapi sangat jauh dari haji mabrur dan jauh dari diterima ibadahnya. (Wallohu A’lam)
6. Disunahkan memperbanyak membawa bekal dalam perjalanan supaya bisa membantu orang-orang yan membutuhkannya.
7. Di sunnahkan meninggalkan pertengkaran dalam membeli barang untuk keperluan ibadah haji dan segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
8. Sebaiknya jangan berserikat dalam perbekalan  (menggabungkan)dengan orang lain supaya lebih bebas baginya untuk mempergunakannya dalam kebaikan tanpa harus minta ijin teman serikatnya terlebih dahulu.
Belum tentu teman serikat kita akan selalu sepaham dan merestui kita dalam setiap penggunaan bekal tersebut walaupun hal itu untuk kebajikan. Walaupun demikian tetap diperbolehkan berserikat dalam perbekalan.
Adapun tentang bersama-sama dalam makan ataupun memasak makanan sehari-hari adalah suatu kebagusan dan tidak termasuk dalam perserikatan ini.9. Memilih kendaraan yang baik. (mungkin bagi kita yang harus naik pesawat ke tanah suci, maka segala sesuatunya kita serahkan saja pada yang bersangkutan)
10. Mempelajari manasik haji dengan baik. Semua ibadah tanpa disertai dengan ilmunya adalah sia-sia. Oleh karena harus dipelajari terlebih dahulu segala syarat rukun haji, wajib haji, segala yang membatalkan haji dan hal-hal yang bisa merusakkan rukun haji tersebut.
Disunahkan juga membawa buku manasik dalam perjalanan haji sehingga bisa selalu dibaca dan dipelajari secara berulang-ulang. Hal ini sangat perlu agar ibadah hajinya bisa sempurna syarat rukunya sehingga bisa menjadi haji yang mabrur.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aiva Putra Anugrah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger